DESEMINASI HASIL RISET “PEMBANGUNAN EKONOMI HIJAU & KONDISI SOSIAL DEMOGRAFI INDONESIA: ”MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN PENDUDUK DAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN” WILAYAH REGIONAL SULAWESI TAHUN 2022

DESEMINASI HASIL RISET “PEMBANGUNAN EKONOMI HIJAU & KONDISI SOSIAL DEMOGRAFI INDONESIA: ”MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN PENDUDUK DAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN” WILAYAH REGIONAL SULAWESI TAHUN 2022

Pembangunan ekonomi hijau merupakan hal mendesak yang harus dilakukan suatu negara, khususnya ketika dikaitkan dengan kondisi penduduk di masa mendatang. Komitmen Indonesia untuk mengendalikan emisi gas rumah kaca melalui pembangunan hijau juga menjadi momentum penting menjelang peringatan 100 tahun kemerdekaan Indonesia di tahun 2045 ketika dikaitkan dengan kondisi sosial demografi penduduk. Besaran, struktur, komposisi, dan distribusi penduduk saat ini dan menjelang tercapainya target Indonesia Emas 2045 menjadi penting untuk dipahami dalam rangka mendukung keberhasilan arah kebijakan dan implementasi pembangunan yang berkelanjutan dan rendah emisi.
Dalam rangka mewujudkan Komitmen tersebut, Badan Pusat Statistik (BPS), sebagai bagian dari Sensus Penduduk 2020 Long Form, bekerjasama dengan Pusat Riset Kependudukan-Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRK-BRIN) telah menyelenggarakan kajian kualitatif “Pembangunan Ekonomi Hijau dan Kondisi Sosial Demografi Penduduk Indonesia: Mewujudkan Kesejahteraan Penduduk dan Lingkungan Berkelanjutan” di 34 provinsi di Indonesia. Teknologi ramah lingkungan dapat diterapkan dalam upaya mengurangi efek GRK. Setidaknya terdapat lima sektor utama yang menjadi target dalam pengurangan emisi GRK yakni kehutanan, energi, pertanian, industri, dan limbah. Pembangunan ekonomi yang lebih hijau dan berkelanjutan merupakan salah satu perwujudan komitmen tersebut. Acara diseminasi hasil penelitian “Pembangunan Ekonomi Hijau danKondisi Sosial Demografi Penduduk Indonesia: Mewujudkan Kesejahteraan Penduduk dan Lingkungan Berkelanjutan” merupakan ruang komunikasi dan potensi jejaring antara akademisi serta elemen publik dan pemangku kepentingan, khususnya yang berkaitan
dengan pembangunan ekonomi berbasis lingkungan di wilayah regional Sulawesi dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2022, bertempat di Hotel Rinra, Jln. Metro Tj. Bunga No.2 Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Hadir sebagai peserta pada diseminasi yakni para pemangku kepentingan mulai dari Jajaran Pemerintah Daerah (Bappeda Provinsi), Akademisi, Komunitas, Media Massa, Informan penelitian, serta elemen masyarakat lainnya di Wilayah Regonal Sulawesi. Tujuan dari penyelenggaran diseminasi hasil penelitian kualitatif ini adalah untuk menyampaikan hasil penelitian kepada pemerintah dan elemen publik lainnya dengan harapan dapat menjadi bahan masukan/rekomendasi yang berbasis penelitian (research-based policy recommendation) yang dapat digunakan dalam merumuskan kebijakan pembangunan nasional dan daerah. Selain itu, diseminasi juga diharapkan untuk mendapatkan masukan-masukan dari akademisi selaku pembahas yakni Prof. Dr. Ir. Didi Rukhmana, M.S (Universitas Hasanudin) dan Harianto La Sossong Albar, S.Si.,M.Si.,MM, serta elemen publik lain terkait hasil penelitian. Diseminasi wilayah regional Sulawesi ini, dibuka oleh Gubernur Sulawesi Selatan yang diwakili oleh Kepala BPS Provinsi Sulawesi Selatan, Bapak Suntono, SE.,M.Si. Dalam sambutannya beliau menuturkan bahwa BRIN dan BPS telah melakukan kerjasama sejak 2 (dua) tahun terakhir dalam meneliti khususnya Topik: Pembangunan Ekonomi Hijau di Daerah, hal ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut kesepakatan bersama antara Indoensia dengan Organisasi Dunia yakni PBB dengan adanya Paris Agreement pada tahun 2021 sebagai upaya untuk menurunkan emisi karbon atau Gas Rumah Kaca (GRK) di bawah 30 persen. Dengan demikian ratifikasi ini perlu di implementasikan di lapangan dengan mendorong pembangunan rendah
karbon tahun 2020-2024. Sementara itu, sambutan dari Kepala Pusat Riset Ekonomi Prilaku dan Sirkuler
BRIN, Ibu Umi Karomah Yaumidin, Ph.D, menyampaikan bahwa terdapat 4 pilar pembangunan dalam Visi Indonesia Emas tahun 2045, yakni (1) Pembangunan manusia dan penguasaan IPTEK; (2) Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan; (3) Pemerataan pembangunan; (4) Pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola kepemerintahan. Pada pilar kedua disebutkan bahwa visi Indonesia adalah mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Seperti diketahui, Indonesia menjadi salah satu negara yang ikut serta meratifikasi Paris Agreement (COP UNFCCC) ke-21 yang lalu. Salah satu komitmen dalam kesepakatan tersebut yaitu usaha untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29% di bawah
Business as Usual pada tahun 2030. Terdapat lima sektor utama yang menjadi target dalam pengurangan emisi GRK yakni kehutanan, energi, pertanian, industri, dan limbah. Pembangunan ekonomi yang lebih hijau dan berkelanjutan merupakan salah satu perwujudan komitmen tersebut. Di sisi lain, Indonesia juga dihadapkan pada tantangan demografi saat ini dan di masa depan serta capaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang masih jauh dari harapan, salah satunya akibat dari pandemi COVID-19. Angka kematian ibu dan bayi yang masih relatif tinggi, jumlah anak stunting yang cenderung stagnan serta jumlah penduduk di area kumuh perkotaan yang semakin tinggi merupakan beberapa target yang belum tercapai. Namun demikian, berbagai kebijakan serta program ekonomi hijau yang dipraktikkan oleh Pemerintah selama ini masih kurang memperhatikan aspek sosial demografi. Oleh karena itu Dalam konteks ini, kolaborasi riset yang dilakukan oleh BPS-BRIN pada tahun 2022 ini mengenai pembangunan
ekonomi hijau dan kondisi sosial demografi menjadi penting untuk dilakukan. Riset kualitatif dengan melakukan pendalaman mengenai praktik-praktik ekonomi hijau yang ada di 34 provinsi di Indonesia serta aktor-aktor yang berperan dengan karakteristik demografinya masing-masing dapat menjadi insight baru dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi hijau yang dapat bermanfaat sebagai basis penyusunan
kebijakan perencanaan pembangunan nasional dan daerah. Selanjutnya, pada sesi pemaparan, Tim peneliti menyampaikan hasil temuan penelitian terkait praktik ekonomi hijau yang sudah berlangsung di masyarakat di Wilayah Regional Sulawesi, dengan masing-masing Topik yaitu:

  1. Paparan Hasil Riset Provinsi Sulawesi Selatan oleh Dr. Arif Hilmawan, dengan Judul: Perwujudan Kesejahteraan Penduduk dan Lingkungan Berkelanjutan Melalui Bank Sampah Untia, Kota Makassar.
  2. Paparan Hasil Riset Provinsi Sulawesi Barat oleh Angga Bagus Bismoko, M.A. dengan Judul: Surya untuk Kehidupan: Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Berbasis Masyarakat di Pulau Karampuang-Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat (Studi Sosial Demografi).
  3. Paparan Hasil Riset Provinsi Sulawesi Tengah oleh Anggi Afriansyah, M.Si., dengan Judul: Ekonomi Hijau di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah: Potret dan Peran Mangrove sebagai Green Barrier Bencana Tsunami.
  4. Paparan Hasil Riset Provinsi Gorontalo oleh Yanu Endar Prasetyo, S.So.,M.Si., dengan Judul: Kopi Pabuto: Konservasi dengan Pola Agroforestri di Lahan Miring oleh Transmogran Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo.
  5. Paparan Hasil Riset Provinsi Sulawesi Tenggara oleh Terry Indrabudi, M.EP., dengan Judul: Pembangunan Ekonomi Hijau di Provinsi Sulawesi Tenggara: Analisis Praktik Perikanan Berkelanjutan di Kabupaten Waktobi.
  6. Paparan Hasil Riset Provinsi Sulawesi Utara oleh Triyono, S.Sos.,MA., dengan Judul: Biogas Babi sebagai Praktek Green Economy ”Kasus di Desa Tumaluntung Provinsi Sulawesi Utara”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *