MENYONGSONG HADIRNYA BONUS DEMOGRAFI DAN GENERASI EMAS 2045, TARGET PREVALENSI STUNTING SULAWESI TENGAH TURUN 11% DI 2026

MENYONGSONG HADIRNYA BONUS DEMOGRAFI DAN GENERASI EMAS 2045, TARGET PREVALENSI STUNTING SULAWESI TENGAH TURUN 11% DI 2026

Dalam rangka menyongsong hadirnya bonus demografi dan generasi emas 2045, tim percepatan penurunan stunting (TPPS) Sulteng resmi dikukuhkan pada saat pelaksanaan kegiatan hasil Kerjasama Dinas P2KB Provinsi Sulawesi Tengah dengan Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah Hari Rabu 08 Juni 2022 bertempat di Sriti Convention Hall.

Pengukuhan tim yang beranggotakan multi sektoral ini diharapkan mampu melakukan percepatan penurunan stunting serta memutus mata rantai stunting, dimana prevalensi stunting di Sulawesi Tengah masih masuk dalam kategori 10 Provinsi dengan angka stunting tinggi.

Pada kesempatan itu, Turut Hadir Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah, ibu Dr. Ir. Christina Shandra Tobondo, MT sebagai salah satu pemateri yang mengatakan bahwa berdasarkan laporan survei status gizi Indonesia Tahun 2022, angka stunting di Sulawesi Tengah sebesar 29,7% sedangkan angka nasional sebesar 24,4%. Ini tentunya menjadi tugas dan tanggung jawab yang besar bagi tim percepatan penurunan stunting (TPPS) Sulteng dalam andil mendorong percepatan penurunan angka stunting di Sulawesi Tengah. Menurut ibu Dr. Ir. Christina Shandra Tobondo, MT, sangat diperlukan upaya dan usaha di semua elemen yang melibatkan Pemerintah Perguruan Tinggi Swasta, masyarakat dan media mulai dari tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Tingkat Desa terutama keluarga sebagai ujung tombak dalam melakukan penurunan stunting secara sinergis dan terintegrasi multi-sektoral, agar sejalan dengan target Presiden Joko Widodo, dimana prevalensi stunting nasional turun menjadi 14% pada 2024, yang juga ikut mendorong penetapan target prevalensi stunting Sulteng turun menjadi 11% pada 2026.

Sementara itu, Kepala BKKBN RI dr. Hasto wardoyo SP.OG Secara Virtual menjelaskan bahwa untuk mencegah stunting, diantaranya dapat dilakukan dengan intens mengedukasi pasangan suami istri (PASUTRI) tentang jarak kehamilan.

Jarak kehamilan kurang dari 3 tahun atau jika ibu hamil lagi pada saat masih menyusui, kata Mantan Bupati Kulon Progo ini, cukup berisiko bagi anak yang lahir nanti terkena stunting. Ia pun berharap semoga tim bekerja maksimal menurunkan stunting, sekaligus menjadi sahabat berkonsultasi bagi PASUTRI yang merencanakan kehamilan.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala BKKBN Pusat, Ketua DPRD, Unsur Forkopimda, Pimpinan Perguruan Tinggi, Pimpinan Lembaga Perwakilan Pusat, Ketua TP-PKK, Kepala OPD, Ketua Komisi IV DPRD, Pimpinan LSM dan Tim Percepatan Penurunan Stunting Lingkup Provinsi Sulawesi tengah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *