
Palu, Sulawesi Tengah, Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah pada Sub bidang Sosial Budaya II melaksanakan kegiatan “Merdeka Stunting dan Kemiskian” sebagai upaya percepatan penurunan stunting di Sulawesi Tengah yang dilaksanakan pada hari senin, tanggal 15 Agustus 2022, yang bertempat di Desa Waturalele, Kecamatan Sigi Kota, Kabupaten Sigi. Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Perangkat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah , Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah, Pimpinan Perangkat Daerah Kabupaten Sigi, Camat Sigi Kota, Kepala Desa Waturalele Beserta Jajarannya, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Dan Masyarakat Desa Waturalele.
.
Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah, Ibu Dr. Ir. Christina Shandra Tobondo, MT dalam sambutanya menyampaikan bahwa stunting merupakan gangguan pertumbuhan linier yang berlangsung dari saat kehamilan hingga berumur 24 bulan yang mengindikasikan kejadian jangka panjang dan dampak komulatif dari kurangnya zat gizi, kesehatan dan pola pengasuhan yang kurang memadai. Berdasarkan data Survei Study Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting di indonesia sebesar 24,40%, dan di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 29,70%, masih diatas rata rata Nasional, sedangkan di Kabupaten Sigi merupakan penyumbang terbanyak angka stunting di sulawesi tengah sebesar 40,70%.
Pencegahan stunting dilakukan melalui intervensi gizi yang terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif. Pengalaman global menunjukkan bahwa penyelenggaraan intervensi yang terpadu untuk menyasar kelompok prioritas di lokasi prioritas merupakan kunci keberhasilan perbaikan gizi, tumbuh kembang anak, danpencegahanstunting. Intervensigizi spesifik menyasar penyebab stunting yang meliputi; 1. Kecukupan asupan makanan dan gizi, 2. Pemberian makan, perawatan dan pola asuh, dan 3) Pengobatan infeksi/penyakit.
Terdapat kelompok 3 intervensi gizi spesifik yaitu: 1) Intervensi prioritas, yaitu intervensi yang di identifikasi sebagai paling berdampak pada pencegahan stunting dan ditujukan untuk menjangkau semua sasaran prioritas, 2) Intervensi pendukung, yaitu intervensi yang berdampak pada masalah gizi dan kesehatan lain yang terkait stunting dan dilakukan setelah intervensi prioritas terpenuhi.. 3) Intervensi prioritas sesuai kondisi, yaitu intervensi yang dilakukan sesuai dengan kondisi tertentu, termasuk untuk kondisi darurat bencana (program gizi darurat). Upaya percepatan pencegahan stunting akan lebih efektif apabila intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif dilakukan secara konvergen
Pemerintah provinsi sulawesi tengah melaksanakan fasilitasi dan supervisi serta pembinaan dan pengawasan penerapan 8 (delapan) aksi integrasi baik intervensi gizi spesifik maupun sensitif penurunan stunting dan penanggulangan kemiskinan bagi keluarga sasaran prioritas. Program ini didesain sebagai praktik cerdas bagi desa-desa lainnya di sulawesi tengah dalam upaya mengintegraskan upaya penurunan stunting dan kemiskinan lebih cepat dan efektif. Ide konvergensi dengan keterpaduan dibuat dalam bentuk perlakuan (intervensi) yang akan diberikan pada desa Pilot Project.
Stunting harus menjadi perhatian bagi pemerintah dan pemerintah daerah dikarenakan menyangkut dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia kedepannya. Sulawesi tengah memiliki Tag line ‘Siap Gencar dan Aman Stunting’ yaitu mempersiapkan generasi sulawesi tengah 1000 HPK menuju generasi cerdas, produktif, sejahtera dan mandiri. Oleh karena itu, penanganan stunting harus dilaksanakan dengan gerak cepat, extraordinary dan bersungguh-sungguh. Selain itu, program inovatif sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang lebih cepat dan efektif.
Lebih lanjut beliau juga menyampaikan bahwa untuk tahun 2022 telah ditetapkan 6 desa yang menjadi lokus Pilot Project penanganan stunting oleh pemerintah provinsi sulawesi tengah, yaitu 1. Desa waturalele, 2. Desa sibalaya barat, dan 3. Desa Pakuli di kabupaten sigi 4. desa marantale, 5. desa siney tengah 6. desa tulandenggi sibatang di kabupaten parigi moutong. Pemilihan desa waturalele beserta lima desa lainnya dikarenakan tingginya prevalensi stunting dan keluarga beresiko stunting serta tingginya tingkat kemiskinan.
Kegiatan yang dilaksanakan mulai tanggal 6 – 15 Agustus 2022 sekaligus untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 77 serta menindaklanjuti hasil pelaksanaan lokakarya dari tim faslitator tangguh Inovasi Desa siap gencar aman stunting yang terintegrasi kemiskinan yang mana rekomendasi tersebut ditindaklanjuti melalui kegiatan lomba masing-masing kategori meliputi: 1) Lomba Kebersihan Antar RT 2) Lomba Cerdas Cermat Kategori Remaja 3) Lomba Cerdas Cermat Kategori Ibu Rumah Tangga 4) Lomba Pengelolaan Makanan Tambahan (PMT) lokal bagi Bayi dan Balita.