PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH DORONG KEBERLANJUTAN RUMAH COKLAT SEBAGAI INOVASI UNGGULAN DAERAH

Event Date:
Start at 12:00 AM
January 31, 2025
E-Mail
bappedasultengofficial@gmail.com

Sulawesi Tengah, Jumat (31/01/2025) – Sebagai salah satu daerah penghasil kakao terbesar di Indonesia, Provinsi Sulawesi Tengah terus berupaya meningkatkan hilirisasi industri kecil dan menengah (IKM) olahan cokelat,  Dengan produksi biji kakao mencapai 130.850 ton pada tahun 2023 dan ditargetkan meningkat hingga 174.432 ton pada tahun 2025, potensi industri olahan cokelat di daerah ini sangat besar.

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala Bappeda Dr.Ir. Christina Shandra Tobondo, M.T dan dihadiri oleh Kepala Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah Rony Hartawan, berserta stakeholder terkait.Bertempat di Ruang Rapat PPID.

Dalam upaya mendukung pengembangan industri ini, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah tengah mengkaji keberlanjutan program Rumah Coklat yang sebelumnya menjadi pusat inovasi dan produksi olahan cokelat. Namun, dalam dua tahun terakhir, operasional Rumah Coklat mengalami kendala akibat regulasi yang berlaku, sehingga fungsinya menjadi kurang optimal dan beralih ke produk lainnya seperti kopi, keripik, serta kerajinan rotan.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi para pelaku IKM cokelat di Sulawesi Tengah adalah sulitnya mendapatkan bahan baku dalam bentuk cokelat couverture dan cokelat liquor. Ketergantungan pada pasokan dari luar daerah menyebabkan biaya produksi meningkat, menghambat pertumbuhan sektor ini.

Sebagai langkah strategis, Pemerintah Daerah tengah menjajaki berbagai alternatif untuk memastikan keberlanjutan Rumah Coklat, termasuk melalui:

1.Pembentukan Rumah Coklat sebagai BUMD.

2.Pengelolaan melalui Perusahaan Umum Daerah.

3.Kemitraan dengan koperasi atau IKM dengan dukungan pembiayaan yang memadai.

Selain itu, pemerintah juga akan melakukan kajian mendalam melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) terkait penggunaan biji kakao tanpa fermentasi serta dampaknya terhadap cita rasa khas cokelat Sulawesi Tengah. Alternatif pembiayaan melalui perbankan juga tengah dikaji untuk mendukung kelangsungan industri ini.

Sebagai bentuk komitmen terhadap inovasi daerah, Rumah Coklat akan diajukan sebagai Program Inovasi Unggulan Daerah Tahun 2025 dalam Penghargaan Pembangunan Daerah yang diselenggarakan oleh Bappenas. Sulawesi Tengah sendiri telah konsisten masuk dalam nominasi 10 besar dalam ajang ini.

Untuk mendukung keberlanjutan program ini dalam jangka pendek, partisipasi dari berbagai pihak seperti GIZ serta para pelaku IKM sangat diharapkan dalam membantu operasional Rumah Coklat. Sedangkan dalam jangka panjang, model pemberdayaan koperasi yang dibina oleh Dinas Koperasi dan UKM serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan akan menjadi prioritas utama.

Dengan sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat, diharapkan Sulawesi Tengah dapat terus berkembang sebagai pusat industri olahan cokelat nasional, menciptakan lapangan kerja baru, serta meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global.